Sumber informasi tentang isu sosial, budaya dan politik dari Aceh untuk dunia

Vonis Bebas Kasus Akmal Dianggap Aneh, MaTA Desak JPU Kasasi


Menyikapi vonis bebas terhadap Akmal Ibrahim, mantan Bupati Aceh Barat Daya, Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) mendesak Jaksa Penuntut Umum (JPU) segera melakukan kasasi  terhadap vonis tersebut.
Menurut MaTA, hal tersebut wajib segera dilakukan mengingat vonis ini telah mencoreng semangat pemberantasan korupsi di Aceh. Selain itu, dengan dilakukannya kasasi menunjukkan JPU yakin bahwa dakwaannya itu benar memenuhi unsur yang terkandung dalam pasal 3 UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Kasasi yang akan dilakukan ini nantinya juga sebagai bukti kepada publik bahwa JPU bersikap independen dalam mengungkap kasus tersebut.
“Vonis yang dijatuhkan Majelis Hakim Pengadilan Tipikor terkesan aneh yang menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan korupsi,” ujar Sari Yulis, Peneliti Hukum MaTA kepada ACEHXPress.com, Kamis (19/11/2015).
Seraya menambahkan, “Padahal berdasarkan hasil audit yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan menunjukkan potensi kerugian Negara dalam kasus tersebut mencapai Rp. 764 juta lebih,” tambahnya.
Disisi lain, katanya, MaTA menilai vonis bebas yang dijatuhkan Majelis Hakim terhadap Akmal Ibrahim telah menambah catatan hitam pemberantasan korupsi di Pengadilan Tipikor Banda Aceh. Berdasarkan catatan MaTA, selama kurun waktu 2013 – 2015 pengadilan Tipikor Banda Aceh telah menjatuhkan vonis bebas sebanyak 8 kasus dengan 14 orang tervonis. Ini menunjukkan bahwa Pengadilan Tipikor belum sepenuhnya menerapkan pemberian efek jera kepada pelaku korupsi.
Selain itu, vonis bebas yang dijatuhkan Majelis Hakim kepada Akmal Ibrahim menunjukkan ketidakmampuan JPU dalam mengungkap kebenaran indikasi korupsi dalam kasus tersebut. Disisi lain, dakwaan yang dialamatkan oleh JPU kepada Akmal Ibrahim masih sangat rendah yakni 18 bulan.
“Padahal jika penggunaan pasal 3 sebagai dakwaan, JPU bisa menuntut terdakwa jauh lebih tinggi. Ini dapat dilihat dari beberapa dakwaan JPU terhadap beberapa kasus lainnya dengan penggunaan unsur yang terkandung dalam pasal yang sama,” ungkap Sari Yulis lagi.
Secara prinsip, MaTA mendukung upaya kasasi yang akan dilakukan oleh JPU. Bagi MaTA, upaya kasasi ini merupakan langkah yang wajib ditempuh oleh JPU mengungkap kebenaran kasus ini, sehingga tidak ada pengkaburan indikasi korupsi kasus tersebut.
“MaTA berharap JPU jangan merasa gentar dengan pengaruh-pengaruh yang dapat meruntuhkan semangat pemberantasan tindak pidana korupsi, sehingga JPU dapat menunjukkan marwahnya sebagai penegak hukum,” demikian tutup Sari Yulis. []
Sumber : http://acehxpress.com/hukum/vonis-bebas-kasus-akmal-dianggap-aneh-mata-desak-jpu-kasasi.php


Sosok yang diperlukan Aceh saat ini ,NO POLITIK !

Sosok yang diperlukan Aceh saat ini ,NO POLITIK !

Sumber Foto : Facebook Milah Yamob
Sosok yang diperlukan Aceh saat ini ,NO POLITIK !

Ditengah kegaduhan ekonomi saat ini. Disaat banyak orang-orang yang mangkir dari kenyataan kemiskinan yang terus memuncak jumlahnya, ada sosok harapan bagi rakyat Aceh saat ini, yaitu sosok yang bisa langsung membantu rakyat Aceh langsung pada inti masalahnya. Sosok yang tidak banyak mengumbar janji-janji tapi langsung berbuat secara nyata. Kedua sosok ini memang berbeda generasi. Yang satu generasi yang berasal dari petinggi GAM yang pernah menjadi no. 1 di Aceh dan yang satu lagi adalah tokoh muda Aceh yang sedang 'booming' di Aceh dari aksi kemanusiaannya menggalang dan membantu rakyat miskin via media sosial. 

Irwandi Yusuf dikenal sebagai sosok bagaikan Khalifah umar bin Khattab yang bisa muncul secara tiba-tiba disebuah rumah kaum miskin lalu membangun rumah miskin dengan caranya yang cepat dan akurat. Edi Fadhil menggalang bantuan dari simpatisan FB dalam upayanya memberantas kemiskinan. Yang ingin saya sampaikan dalam postingan ini adalah, kita butuh sosok-sosok seperti ini untuk mengubah Aceh. Ini pendapat saya, saya hanya simpatik kepada orang yang cepat tanggap mengubah Aceh. Bukan pengumbar janji, janji lagi dan janji tapi tidak ada satupun yang ditepati.

NO POLITIK !

Sumber : Milah Yabmob

Lingkar Kebaikan

Sumber Foto : Facebook Edi Fadil

Suatu ketika, saya diajak oleh seseorang untuk terlibat dalam sebuah kegiatan sosial. Seseorang itu sudah lebih dulu memulai kegiatan ini dengan sangat hebat, bahkan jauh hari sebelum saya ikut terlibat. Dia mengatakan kepada saya, bahwa ini bukan pekerjaan, karena jelas tak ada lembaga resminya, bukan juga sebuah perusahaan, tak ada strukur pengurusnya. Berkali-kali ia menanyakan kesiapan saya, karena katanya “Dengan sangat jujur saya mengatakan bahwa sesuatu yang akan kamu lakukan ini tanpa imbalan apapun malah akan menyita waktu dan energimu secara lebih ”, katanya. 

Saya sangat bisa merasakan betapa ajakan ini penuh energy positif . Terlihat sekali ada sebuah kejujuran dan semangat luarbiasa disana. Dia, memang sedang mencari orang-orang untuk berada dalam lingkarannya, bersinergi bersamanya.Untuk dibimbingnya melakukan perbuatan yang berbeda. Ini lah saat ketika jiwa kesukarelawanan saya benar-benar ditantang. Maka, tak perlu ada sedikitpun keraguan untuk mengiyakan ajakan tersebut. Saya siap dibimbing dan diajak melakukan kebaikan. Dan saya pun mulai melakukkannya. 

Terhitung sejak Juni 2015, satu persatu anak-anak mulai tertolong. Berkat komunikasi yang baik antara dia dan para “penolong -penolong” itu, brtambah pula deretan nama anak-anak yang kini memiliki “orang tua asuhnya”. Setiap awal bulan, Whatssup saya selalu sibuk dgn masuknya pembritauan2 dari para “penolong”. Bntuan siap dikirimkan kpd para pendampig. Kini, Sudah lebih dari 50 anak yang telah disalurkan beasiswanya dari lebih dari 25 orang donatur yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Hanya bermodal “trust, dan trust”. Bahkan walau dunia maya, kita bersinergi, membangun komunikasi. Saya, para donatur, dan anak-anak, tidak saling bertemu dan mengenal. Tapi, kita tahu, bahwa itu bukan sesuatu yang perlu. Karena kebaikan tak memerlukan banyak persyaratan. Lingkaran Kebaikan itu bernama Gerakan Mari Sekolah (GMS). Tempat saya, dia dan beberapa orang lainya saling menguatkan dan memberi harapan.

Lalu, Siapa seseorng yang saya sebut “dia” itu? 
Dialah bang Edi Fadhil , sang Guru, inspirator, motivator, sahabat, keluarga, idola, dan juga abang bagi saya. Sejak menjadi siswa Sekolah Demokrasi, saya sudah mengidolakannya dan itu berlaku hingga saat ini. Edi Fadhil mengajarkan banyak hal. Sosok yang sangat lagka yang dimiliki negeri ini. Bang Edi Fadhil adalah Padi. Pemimpin yang tak pernah tinggi hati. Peduli. Saya tidak pernah menemukan sosok seperti ini di manapun, terlebih di kampus,di lingkungan akademik yang dipenuhi orang-orang hebat bergelar tinggi, yang katanya kaum intelektual. Bahkan dunia kampus, sesak dengan orang-orang tinggi hati, yang jarang punya kontribusi dan gengsi untuk berbagi. Sejak gerakan ini dijalankan, maka paradigma berpikir sy berubah drastis. Hal serupa prestasi, jabatan menjadi tidak begitu istimewa. Hal-hal seperti inilah, yang mmbuat seseorng istimewa. Dan saya merasa beruntung mengenal sosok seperti beliau, terlebih menjadi org yang ia beri “trust”. 

Jika bang Fadil, jadi pemimpin di negeri ini, maka saya adalah anak muda pertama yang paling siap menjadi Relawannnya, Simpatisan, Timses, atau apapun itu namanya. 
Ohya satu lagi, Selamat ya bang untuk lolosnya abg Homestay ke Belanda. Semoga meski abg disna nanti, komunikasi kita tetap lancar untuk GMS. 
Always inspired by you,

Karya : Nanda Feriana
Back To Top