Sumber informasi tentang isu sosial, budaya dan politik dari Aceh untuk dunia

Lingkar Kebaikan

Sumber Foto : Facebook Edi Fadil

Suatu ketika, saya diajak oleh seseorang untuk terlibat dalam sebuah kegiatan sosial. Seseorang itu sudah lebih dulu memulai kegiatan ini dengan sangat hebat, bahkan jauh hari sebelum saya ikut terlibat. Dia mengatakan kepada saya, bahwa ini bukan pekerjaan, karena jelas tak ada lembaga resminya, bukan juga sebuah perusahaan, tak ada strukur pengurusnya. Berkali-kali ia menanyakan kesiapan saya, karena katanya “Dengan sangat jujur saya mengatakan bahwa sesuatu yang akan kamu lakukan ini tanpa imbalan apapun malah akan menyita waktu dan energimu secara lebih ”, katanya. 

Saya sangat bisa merasakan betapa ajakan ini penuh energy positif . Terlihat sekali ada sebuah kejujuran dan semangat luarbiasa disana. Dia, memang sedang mencari orang-orang untuk berada dalam lingkarannya, bersinergi bersamanya.Untuk dibimbingnya melakukan perbuatan yang berbeda. Ini lah saat ketika jiwa kesukarelawanan saya benar-benar ditantang. Maka, tak perlu ada sedikitpun keraguan untuk mengiyakan ajakan tersebut. Saya siap dibimbing dan diajak melakukan kebaikan. Dan saya pun mulai melakukkannya. 

Terhitung sejak Juni 2015, satu persatu anak-anak mulai tertolong. Berkat komunikasi yang baik antara dia dan para “penolong -penolong” itu, brtambah pula deretan nama anak-anak yang kini memiliki “orang tua asuhnya”. Setiap awal bulan, Whatssup saya selalu sibuk dgn masuknya pembritauan2 dari para “penolong”. Bntuan siap dikirimkan kpd para pendampig. Kini, Sudah lebih dari 50 anak yang telah disalurkan beasiswanya dari lebih dari 25 orang donatur yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Hanya bermodal “trust, dan trust”. Bahkan walau dunia maya, kita bersinergi, membangun komunikasi. Saya, para donatur, dan anak-anak, tidak saling bertemu dan mengenal. Tapi, kita tahu, bahwa itu bukan sesuatu yang perlu. Karena kebaikan tak memerlukan banyak persyaratan. Lingkaran Kebaikan itu bernama Gerakan Mari Sekolah (GMS). Tempat saya, dia dan beberapa orang lainya saling menguatkan dan memberi harapan.

Lalu, Siapa seseorng yang saya sebut “dia” itu? 
Dialah bang Edi Fadhil , sang Guru, inspirator, motivator, sahabat, keluarga, idola, dan juga abang bagi saya. Sejak menjadi siswa Sekolah Demokrasi, saya sudah mengidolakannya dan itu berlaku hingga saat ini. Edi Fadhil mengajarkan banyak hal. Sosok yang sangat lagka yang dimiliki negeri ini. Bang Edi Fadhil adalah Padi. Pemimpin yang tak pernah tinggi hati. Peduli. Saya tidak pernah menemukan sosok seperti ini di manapun, terlebih di kampus,di lingkungan akademik yang dipenuhi orang-orang hebat bergelar tinggi, yang katanya kaum intelektual. Bahkan dunia kampus, sesak dengan orang-orang tinggi hati, yang jarang punya kontribusi dan gengsi untuk berbagi. Sejak gerakan ini dijalankan, maka paradigma berpikir sy berubah drastis. Hal serupa prestasi, jabatan menjadi tidak begitu istimewa. Hal-hal seperti inilah, yang mmbuat seseorng istimewa. Dan saya merasa beruntung mengenal sosok seperti beliau, terlebih menjadi org yang ia beri “trust”. 

Jika bang Fadil, jadi pemimpin di negeri ini, maka saya adalah anak muda pertama yang paling siap menjadi Relawannnya, Simpatisan, Timses, atau apapun itu namanya. 
Ohya satu lagi, Selamat ya bang untuk lolosnya abg Homestay ke Belanda. Semoga meski abg disna nanti, komunikasi kita tetap lancar untuk GMS. 
Always inspired by you,

Karya : Nanda Feriana
Labels: Sosial

Thanks for reading Lingkar Kebaikan. Please share...!

0 Comment for "Lingkar Kebaikan"

Back To Top